Departemen Sosiologi menyelenggarakan acara pembukaan Summer Course yang bertajuk “Fostering Multi-Disciplinary Perspectives for Inclusive Development Practices” secara daring melalui platform Zoom pada Jumat (14/10). Acara yang dihadiri sekitar 76 peserta dari berbagai negara ini bertujuan sebagai pembukaan menjadi rangkaian pembuka dari summer course dengan pemaparan pidato utama mengenai tema program dan media perkenalan serta penjelasan aturan kelas dalam summer course ini.
Acara dimulai dengan pembukaan Falik Isbah, Koordinator Program Studi S2 Double Degree sekaligus pembawa acara summer course serta Suharko, Ketua Departemen Sosiologi UGM. Sekitar 91 peserta dari sembilan negara dan lebih dari 40 organisasi menjadi peserta terpilih dalam summer course ini. “Ada yang sangat penting untuk dikembangkan sekaligus menyebarluaskan ide kita tentang pembangunan berkelanjutan dan inklusif,” jelas Falik. Sehingga Falik mengungkapkan dari 130 pendaftar program, 91 peserta dipilih berdasarkan pertimbangan distribusi geografis dan afiliasi organisasi.
Suharko juga memberikan pemaparannya mengenai latar belakang diadakannya summer course. “Topik pembangunan inklusif dalam program ini adalah untuk menunjukkan perhatian, komitmen, dan advokasi urgensi praktik pembangunan inklusif bagi Departemen Sosiologi,” ungkapnya. Ia mengungkapkan bahwa permasalahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di banyak negara di dunia. Suharko berharap melalui program ini, peserta dapat membagikan pengetahuan, pengalaman, teori, dan masalah praktik pembangunan inklusif di berbagai sektor dan negara.
Acara dilanjutkan dengan pidato utama Vivi Yulaswati, Kepala Sekretariat SDGs Kementerian PPN/Bappenas sekaligus Penasihat Senior Menteri Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, mengenai SDGs sebagai Katalis Pembangunan Inklusif. “Ketika kita berbicara tentang program ini, kita ingin mencapai kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. Ia mengungkapkan bahwa masyarakat harus peduli terhadap pembangunan inklusif dikarenakan masih banyaknya eksklusiekslusi budaya, politik, ekonomi dan sosial yang terjadi saat ini. Vivi memberikan penjelasannya pada SDGs untuk pembangunan inklusif, desain transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta urgensi pembangunan inklusif sebagai tantangan nasional dan global saat ini.
Sesi tanya jawab dalam pembukaan summer course diberikan kepada peserta dalam acara ini. Acara ditutup dengan penjelasan sekilas mengenai program oleh Yulida Pangastuti baik dari segi aturan maupun sertifikasi untuk partisipasi dan penyelesaian peserta dalam menyelesaikan program. “Terima kasih dan semoga kita dapat menikmati pengalaman dua minggu kedepanke depan,” tutup Yulida.
Penulis: Kartika Situmorang