Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek dalam implementasinya memfasilitasi eksplorasi pengetahuan dan kemampuan di luar perkuliahan sekaligus sarana praktikal persiapan karir masa depan bagi mahasiswa. Dilansir dari laman Dikti, beberapa program unggulan Kampus Merdeka 2022 diantaranya yakni Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Wirausaha Muda, dan Praktisi Mengajar. Sebanyak 31 Mahasiswa Sosiologi UGM lolos dalam Program Batch 3 MBKM tahun 2022 dengan sebaran pada empat program diantaranya yakni 19 mahasiswa pada program Magang, 9 mahasiswa program Studi Independen, 2 mahasiswa program PMM dan 1 mahasiswa program IISMA.
Sebagai salah satu program MBKM yang bertujuan sebagai simulasi praktis mahasiswa di dunia kerja, Program Magang MBKM memiliki beragam pilihan sektor industri yang dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai dengan preferensinya masing-masing. Diantaranya yakni teknologi, kesehatan dan pelayanan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga multilateral dan non-profit, jasa dan lain sebagainya. Sementara mahasiswa sosiologi UGM ditempatkan di berbagai sektor dan lokasi penempatan yang berbeda-beda.
Dalam wawancara melalui zoom pada (7/9), Nadjla Shayfa, mahasiswa sosiologi angkatan 2020 yang mengikuti Program Magang BPJS Ketenagakerjaan Unit Kota Magelang pada bidang kerja Account Representative Khusus/ Marketing memberikan alasan mengenai pemilihan magang pada sektor BUMN tersebut. “Aku merasa masalah ketenagakerjaan di Indonesia itu cukup banyak. Sehingga dalam proses magang ini, aku ingin mengeksplor lebih lanjut pengetahuan mengenai jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia sekaligus bisa terjun ke lapangan untuk merasakan iklim dunia kerja,” jelas Nadjla. Pada magang BPJS Ketenagakerjaan ini, Nadjla menjelaskan lingkup kerja yang dilakukan pada bidang tersebut salah satunya adalah mensosialisasikan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada pekerja-pekerja formal dan informal dengan tujuan mendapatkan kepesertaan melalui sosialisasi. Bagi Nadjla, ia bukan hanya mendapatkan pembelajaran mengenai sistem kerja tetapi juga ilmu komunikasi lintas generasi untuk kemudahan magangnya.
Nabilah, mahasiswa sosiologi angkatan 2019 peserta magang Vocasia bagian Affiliate Partnership & Sales juga turut menyampaikan pengalaman magangnya di perusahaan startup tersebut. “Vocasia itu menjual kursus bersama dengan lembaga atau mitra. Dalam program magang ini, kami dibagi ke dalam beberapa tim untuk menjalankan bidang marketing dan partnership yang menjual produk-produk mereka dengan target yang telah ditetapkan,” ujarnya. Magang Vocasia dengan sistem kerja work from home (WFH) menurut Nabilah, memberikan pengalaman kerja secara profesional karena pelatihan dan struktur kerja layaknya karyawan perusahaan. Hal inilah yang membuatnya mampu memperdalam skill bidang marketing dan memiliki pengalaman kerja pada perusahaan startup.
“Culture shock memang tidak bisa dipungkiri saat masuk ke dunia kerja seperti ini,” ungkap Nadjla. Tetapi baginya, Program Magang MBKM setidaknya menjadi bekal mahasiswa untuk mempersiapkan diri pada kegiatan riil dunia profesi di masa depan.
Penulis: Kartika Situmorang