Sebagai salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Studi Independen membekali mahasiswa dengan ilmu dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Konsep Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka ini bergerak di bawah pembelajaran kelas yang dirancang oleh perusahaan/industri seperti halnya diklat dan training. Mahasiswa mengikuti program sertifikasi atau short course dengan bimbingan mentor profesional di bidangnya masing-masing dan menerima sertifikat ketika berhasil menyelesaikan program tersebut.
Melalui platform zoom (14/9), Tobias Toga, mahasiswa Sosiologi angkatan 2019 yang mengikuti program Studi Independen di MyEduSolve bidang Data Analyst membagikan pengalamannya dalam wawancara. “MyEduSolve itu mitra tutoring buat sertifikasi. Disini aku bisa belajar Microsoft Excel, IT Specialist Database, Coding, Python, dengan setiap materi yang memiliki ujian sertifikasi,” ujarnya. Dalam Studi Independen di MyEduSolve ini, Tobias memaparkan pembelajaran yang didapat berkaitan dengan ilmu dalam mengolah dan memvisualisasikan data untuk kemudahan bagi perusahaan dan customer.
Senada dengan Tobias, Adenovi Fauziah, mahasiswi Sosiologi angkatan 2019 yang mengikuti Studi Independen di Social Economic Accelerator Lab (SEAL) membagikan kesan studinya. “SEAL berkaitan dengan digitalisasi di semua aspek, dimana disini memakai konsep pembagian hustler, hacker, dan hipster,” jelas Novi. Dalam Studi Independen ini, Novi mengambil kelas Business dengan materi Design Thinking dan Lean Canvas yang banyak dipelajari dalam perencanaan bisnis dari awal hingga akhir bersama dengan mitra.
Adapun dalam wawancara ini, kedua mahasiswa juga memberikan pandangan mengenai keterlibatan mereka dalam Program MBKM Studi Independen. “Studi disini dihadapkan dengan ilmu administrasi publik dan tentang bagaimana kepentingan pemerintah dan masyarakat dapat terhubung melalui website,” ungkap Novi. Tobias juga memberikan argumen senada tentang ujian studi kasus lewat software sehingga membuatnya semakin mampu untuk mengimplementasikan daya pikir kritis dalam penyelesaian masalah.
“Niat dan kemauan untuk eksplorasi, beradaptasi dengan segala situasi, serta tidak stagnan dengan objektif yang sama untuk kita dapat meng-upgrade diri masing-masing,” tambah Tobias sebagai penutup dalam wawancara ini.
Penulis: Kartika Situmorang