27 September 2022
Kuliah Umum “Pembiayaan Kebijakan Sosial: Antara Politik Anggaran dan Pertimbangan Teknokratis”

Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan serial Kuliah Umum bertajuk “Pembiayaan Kebijakan Sosial: Antara Politik Anggaran dan Pertimbangan Teknokratis” untuk Mata Kuliah Kebijakan Sosial: Konsep dan Isu pada Jumat (23/9). Kuliah umum yang dihadiri oleh 54 peserta melalui platform zoom dan live streaming Youtube Channel Sosiologi S2 ini menghadirkan pembicara, yakni Putut Hari Satyaka, S.E., M.P.P. selaku Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Prof. Dr. Suharko dan Dr. M. Falikul Isbah, G.D.Soc., M.A. juga turut hadir dalam kuliah umum ini.

Kuliah umum diawali dengan kata sambutan dari Falikul Isbah selaku Koordinator Program Studi S2 Double Degree Departemen Sosiologi UGM. “Dalam mata kuliah ini kita akan belajar tentang teori, konsep, strategi dan desain tentang kebijakan sosial,” jelas Falik. Ia menambahkan bahwa salah satu elemen penting dalam mempelajari kebijakan sosial adalah pembiayaan. Karena itu akan sangat bagus jika mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan secara langsung dari policy maker pada aspek pembiayaan kebijakan sosial.

Prof. Dr. Suharko, Ketua Departemen Sosiologi UGM, juga memberikan sambutannya terhadap serial kuliah ini. Suharko mengaitkan dengan riuhnya konteks isu kenaikan BBM atau dalam bahasa teknis yakni Pengalihan Subsidi BBM. “Saya kira akan sangat menarik apabila Pak Putut berkenan menjawab berbagai pertanyaan publik dan menjelaskan strategi pemerintah dalam pengalokasian APBN untuk beragam permasalahan sosial,” tambah Suharko.

Dalam penjabarannya, beberapa poin penting disampaikan oleh Putut Satyaka dari serial kuliah tamu ini. Pertama, fungsi alokasi APBN. Fungsinya diantaranya yakni otorisasi, perencanaan, alokasi, distribusi, pengawasan, dan stabilisasi. Kedua, siklus penyusunan APBN. Ketiga, Mandatory Spending dan Fiscal Rule dalam Penyusunan APBN. Dimulai pada pemaparan pada tahun 2020 melalui Extraordinary Policy untuk menyelamatkan kehidupan bangsa dan Reopening Policy sebagai komitmen untuk dapat mengatasi COVID-19 dan pemulihan ekonomi. Dilanjut dengan kebijakan fiskal tahun 2021-2022 melalui Recovery and Reform Policy, yaitu penguatan daya ungkit recovery dan reformasi penguatan fondasi. Terakhir, pada 2023, kebijakan Fiscal Consolidation atau konsolidasi fiskal bertahap yang disertai reformasi. “Tetapi sebenarnya 2022 ini kita sudah masuk ke Fiscal Consolidation karena kita sudah masuk dalam defisit kembali maksimal 3 persen,” tambah Putut. Keempat, pemberian Perlindungan Sosial Sepanjang Hayat dengan alokasi anggaran tahun 2022 yakni sebesar Rp. 431,5 T.

Melengkapi sesi kuliah umum ini, beberapa pertanyaan diajukan kepada Putut, dengan fokus utama pada isu pengurangan subsidi BBM dan efeknya pada kapasitas kelas menengah dan miskin di Indonesia. Putut memaparkan bahwa dalam berbagai jenis bantuan di Indonesia, salah satu yang relatif besar ada pada Kelompok Penerima Manfaat yakni untuk Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan rata-rata penerima di level 4-7 kategori kelas menengah ke bawah. Ia menambahkan bahwa kelas menengah juga banyak menikmati pada fasilitas pemerintah yakni BPJS. “BPJS ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Tentunya harus dipahami bahwa kelas menengah juga banyak menikmati,” ujar Putut.

Di akhir sesi, Falik mewakili peserta dan Departemen Sosiologi mengucapkan terima kasih kepada Putut mewakili Kementerian Keuangan sebagai narasumber dalam serial kuliah tamu ini. “Kelas yang sangat menyenangkan, insightful dan pasti banyak ilmu yang kita dapat pada pagi hari ini,” tutupnya.

 

(Selengkapnya dapat diakses melalui Channel Youtube Sosiologi S2 atau pranala berikut ini:

https://youtu.be/YHzWXc8MEk4)

 

Penulis: Kartika Situmorang

16 September 2022
Studi Independen Mahasiswa Sosiologi UGM di MyEduSolve dan SEAL dalam Program MBKM

Sebagai salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Studi Independen membekali mahasiswa dengan ilmu dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Konsep Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka ini bergerak di bawah pembelajaran kelas yang dirancang oleh perusahaan/industri seperti halnya diklat dan training. Mahasiswa mengikuti program sertifikasi atau short course dengan bimbingan mentor profesional di bidangnya masing-masing dan menerima sertifikat ketika berhasil menyelesaikan program tersebut.

Melalui platform zoom (14/9), Tobias Toga, mahasiswa Sosiologi angkatan 2019 yang mengikuti program Studi Independen di MyEduSolve bidang Data Analyst membagikan pengalamannya dalam wawancara. “MyEduSolve itu mitra tutoring buat sertifikasi. Disini aku bisa belajar Microsoft Excel, IT Specialist Database, Coding, Python, dengan setiap materi yang memiliki ujian sertifikasi,” ujarnya. Dalam Studi Independen di MyEduSolve ini, Tobias memaparkan pembelajaran yang didapat berkaitan dengan ilmu dalam mengolah dan memvisualisasikan data untuk kemudahan bagi perusahaan dan customer.

Senada dengan Tobias, Adenovi Fauziah, mahasiswi Sosiologi angkatan 2019 yang mengikuti Studi Independen di Social Economic Accelerator Lab (SEAL) membagikan kesan studinya. “SEAL berkaitan dengan digitalisasi di semua aspek, dimana disini memakai konsep pembagian hustler, hacker, dan hipster,” jelas Novi. Dalam Studi Independen ini, Novi mengambil kelas Business dengan materi Design Thinking dan Lean Canvas yang banyak dipelajari dalam perencanaan bisnis dari awal hingga akhir bersama dengan mitra.

Adapun dalam wawancara ini, kedua mahasiswa juga memberikan pandangan mengenai keterlibatan mereka dalam Program MBKM Studi Independen. “Studi disini dihadapkan dengan ilmu administrasi publik dan tentang bagaimana kepentingan pemerintah dan masyarakat dapat terhubung melalui website,” ungkap Novi. Tobias juga memberikan argumen senada tentang ujian studi kasus lewat software sehingga membuatnya semakin mampu untuk mengimplementasikan daya pikir kritis dalam penyelesaian masalah.

“Niat dan kemauan untuk eksplorasi, beradaptasi dengan segala situasi, serta tidak stagnan dengan objektif yang sama untuk kita dapat meng-upgrade diri masing-masing,” tambah Tobias sebagai penutup dalam wawancara ini.

Penulis: Kartika Situmorang

9 September 2022
Mahasiswa Sosiologi UGM Magang di BPJS Ketenagakerjaan dan Vocasia dalam Program MBKM

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek dalam implementasinya memfasilitasi eksplorasi pengetahuan dan kemampuan di luar perkuliahan sekaligus sarana praktikal persiapan karir masa depan bagi mahasiswa. Dilansir dari laman Dikti, beberapa program unggulan Kampus Merdeka 2022 diantaranya yakni Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Wirausaha Muda, dan Praktisi Mengajar.  Sebanyak 31 Mahasiswa Sosiologi UGM lolos dalam Program Batch 3 MBKM tahun 2022 dengan sebaran pada empat program diantaranya yakni 19 mahasiswa pada program Magang, 9 mahasiswa program Studi Independen, 2 mahasiswa program PMM dan 1 mahasiswa program IISMA.

Sebagai salah satu program MBKM yang bertujuan sebagai simulasi praktis mahasiswa di dunia kerja, Program Magang MBKM memiliki beragam pilihan sektor industri yang dapat dipilih oleh mahasiswa sesuai dengan preferensinya masing-masing. Diantaranya yakni teknologi, kesehatan dan pelayanan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga multilateral dan non-profit, jasa dan lain sebagainya. Sementara mahasiswa sosiologi UGM ditempatkan di berbagai sektor dan lokasi penempatan yang berbeda-beda.

Dalam wawancara melalui zoom pada (7/9), Nadjla Shayfa, mahasiswa sosiologi angkatan 2020 yang mengikuti Program Magang BPJS Ketenagakerjaan Unit Kota Magelang pada bidang kerja Account Representative Khusus/ Marketing memberikan alasan mengenai pemilihan magang pada sektor BUMN tersebut. “Aku merasa masalah ketenagakerjaan di Indonesia itu cukup banyak. Sehingga dalam proses magang ini, aku ingin mengeksplor lebih lanjut pengetahuan mengenai jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia sekaligus bisa terjun ke lapangan untuk merasakan iklim dunia kerja,” jelas Nadjla. Pada magang BPJS Ketenagakerjaan ini, Nadjla menjelaskan lingkup kerja yang dilakukan pada bidang tersebut salah satunya adalah mensosialisasikan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada pekerja-pekerja formal dan informal dengan tujuan mendapatkan kepesertaan melalui sosialisasi. Bagi Nadjla, ia bukan hanya mendapatkan pembelajaran mengenai sistem kerja tetapi juga ilmu komunikasi lintas generasi untuk kemudahan magangnya.

Nabilah, mahasiswa sosiologi angkatan 2019 peserta magang Vocasia bagian Affiliate Partnership & Sales juga turut menyampaikan pengalaman magangnya di perusahaan startup tersebut. “Vocasia itu menjual kursus bersama dengan lembaga atau mitra. Dalam program magang ini, kami dibagi ke dalam beberapa tim untuk menjalankan bidang marketing dan partnership yang menjual produk-produk mereka dengan target yang telah ditetapkan,” ujarnya. Magang Vocasia dengan sistem kerja work from home (WFH) menurut Nabilah, memberikan pengalaman kerja secara profesional karena pelatihan dan struktur kerja layaknya karyawan perusahaan. Hal inilah yang membuatnya mampu memperdalam skill bidang marketing dan memiliki pengalaman kerja pada perusahaan startup.

Culture shock memang tidak bisa dipungkiri saat masuk ke dunia kerja seperti ini,” ungkap Nadjla. Tetapi baginya, Program Magang MBKM setidaknya menjadi bekal mahasiswa untuk mempersiapkan diri pada kegiatan riil dunia profesi di masa depan.

Penulis: Kartika Situmorang

26 Agustus 2022
Cerita Mahasiswa Sosiologi UGM dalam Pelaksanaan KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2022

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada periode dua telah berlangsung sejak 25 Juni sampai 13 Agustus 2022 lalu. Dilaksanakan selama lima puluh hari, periode dua KKN pada periode ini menjadi awal pelaksanaan secara luring penuh setelah pandemi COVID-19. Sebanyak 67 mahasiswa Sosiologi telah menjalani program KKN-PPM di berbagai provinsi di Indonesia. Mengusung tema “Memperkokoh Jalinan Persatuan dan Kesatuan Bangsa melalui KKN-PPM UGM”, KKN diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme, empati, kepedulian dan agent of change oleh mahasiswa terhadap masyarakat sebagai bentuk aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

David Regiasmara, Mahasiswa Sosiologi angkatan 2019  sebagai salah satu peserta KKN Periode 2 memberikan argumennya mengenai pelaksanaan KKN-nya di Kelurahan Tegaltirto dan Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. “Sebagai anak Sosiologi, apa yang aku pelajari benar-benar dipraktekkan di masyarakat. Bertindak kritis dan berpikir komplementer dengan mereka membuat kami bisa mengambil hal-hal strategis di lapangan,” ujar David. Menurutnya, dengan Ilmu Sosiologi yang didapatkan membantu inovasi program KKN. Salah satu programnya adalah sosialisasi pemilahan sampah di masyarakat. David mengaitkan ini dengan konsep habitus agar menjadi sebuah lingkaran praktikal dalam kehidupan sosial masyarakat.

Senada dengan David, Salsya Yuniar, mahasiswi Sosiologi peserta KKN Sinergi Kolbano, Nusa Tenggara Timur memaknai KKN sebagai wadah pengembangan Ilmu Sosiologi dan lifeskill. “Ini menjadi ajang melihat masyarakat secara langsung dan mengimplementasikan non-etis yang ada di Sosiologi,” jelas Salsya. Ia mengatakan bahwa tema stunting yang diambil oleh tim KKN-nya meningkatkan ilmu dan pola pikir non-judgemental di lapangan.

“KKN itu sangat cair, kita dituntut menjadi dinamik, adaptif, dan kritis dalam prosesnya,” tambah David. Dengan inilah KKN menjadi bekal mahasiswa-mahasiswi dalam pengembangan diri dan pengabdian kepada masyarakat.

Penulis: Kartika Situmorang

19 Agustus 2022
Pemerintah Kabupaten Sorong Melakukan Kunjungan dalam Rangka Audiensi Penjajakan Kerja Sama

Pemerintah Kabupaten Sorong (BAPERLITBANG Sorong) melakukan kunjungan ke Departemen Sosiologi di Ruang 312 pada Senin (15/8). Kepala BAPERLITBANG Sorong dalam hal ini yang hadir yakni Kepala Bidang Penelitian Pengembangan, Pendataan dan Pelaporan yakni Yohanes L. Maran, S.Fil, M.Si. bersama 2 Kepala sub bidang diantaranya Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Julian Golkar Su, SE dan Kepala Sub Bidang Evaluasi Pembangunan Andarias Kalawen, S.Sos, MPA. Sementara Departemen Sosiologi yang diwakilkan oleh Sociology Research Centre (SOREC) juga turut hadir dalam acara ini.

Pemerintah Kabupaten Sorong (BAPERLITBANG Sorong) dalam kesempatannya menyampaikan tujuan dari kunjungan ke Departemen Sosiologi. “Perguruan Tinggi sebagai mitra strategis dalam membangun kerja sama dalam dimensi penelitian dan pengembangan inovasi daerah. Maka kami berharap SOREC bersedia membantu memberikan solusi,” jelas Yohanes. Ia juga menambahkan bahwa audiensi demi penjajakan perguruan tinggi melalui kerja sama ini memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk memanfaatkan perguruan tinggi, terkhusus melalui Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada.

Audiensi  dilanjutkan dengan pemaparan dari Pemerintah Kabupaten Sorong (BAPERLITBANG Sorong) mengenai permasalahan dalam implementasi otonomi daerah. Salah satunya adalah penyalahgunaan program oleh oknum-oknum yang profit-oriented. Disatu sisi, program berjalan dengan baik tetapi disisi lain perbedaan karakteristik antar wilayah kurang diperhatikan. Pemerintah Kabupaten Sorong (BAPERLITBANG Sorong) menjelaskan bahwa permasalahan inilah yang menyebabkan program dan bantuan seringkali tidak tepat guna dan salah sasaran.

Diakhir acara, Fuji Riang Prastowo, S.Sos., M.Sc., Sekretaris Departemen Sosiologi, memberikan saran atas permasalahan tersebut.   “Pertama kali yang harus diriset itu adalah diskoneksi,” terangnya. Gregorius Ragil Wibawanto, M.A., selaku Sekretaris SOREC juga menambahkan unsur lingkungan sebagai sesuatu yang menarik untuk dikaji berdasarkan permasalahan yang dipaparkan.

Penulis: Kartika Situmorang