Yogyakarta, 25 Januari 2023-Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan penandatanganan nota kesepakatan tentang Kerja Sama Program Revolusi Mental dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Penandatanganan nota kesepakatan tersebut berlangsung di Ruang Sidang Pimpinan UGM. Kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Kick Off Gerakan Nasional Revolusi Mental Tahun 2023 dengan mengusung tema “Transformasi Kebijakan Perlindungan Sosial” yang berlangsung di Balai Senat UGM. Seminar ini dihadiri tidak hanya oleh perwakilan Kemenko PMK tetapi juga dihadiri oleh dosen dan mahasiswa UGM secara terbatas.
Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) sebagai program mobilitas mahasiswa di universitas terkemuka di luar negeri dalam skema beasiswa pemerintah. Program IISMA jalur sarjana membekali mahasiswa dengan beberapa keterampilan seperti kecerdasan sosial, pemikiran adaptif, kompetensi lintas budaya, dan pengetahuan transdisipliner. Melalui IISMA, mahasiswa diberikan pemahaman empiris pada keragaman akademik dan budaya internasional di negara tujuan.
Irene Calita Esmaitreya, mahasiswi sosiologi angkatan 2020 sekaligus penerima beasiswa IISMA di University of Warsaw membagikan pengalamannya dalam wawancara melalui zoom pada (15/11). Mulai dari proses penyeleksian hingga kesan dan pesan yang dibagikan di dalam sesi sharing session ini. Adapun seleksi IISMA dimulai dari tahap berkas dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh Kantor Urusan Internasional UGM, seleksi wawancara, hingga pada tes kebhinekaan sebagai uji pengetahuan nasionalisme.
“Hidup di masyarakat internasional serta bertukar pengalaman dan budaya pula menjadi tantangan tersendiri yang mampu mendorong kita untuk membangun karakter,” ungkap Irene. Sistem pembelajaran yang terbuka dan apresiatif di Warsaw pada akhirnya memberikan ruang baginya untuk berani menyampaikan opini sebagai mahasiswa internasional. Hal ini, menurut Irene, sebagai mahasiswi sosiologi yang mendapat kesempatan belajar di luar negeri sebagai kesempatan emas bagi mahasiswa dalam mengeksplorasi pengetahuan lintas studi dan negara.
Disisi lain, Irene juga membagikan aktivitasnya sebagai mahasiswa Indonesia dalam pertukaran mahasiswa di Polandia. “Disini kami melaksanakan Batik Challenge dan Hero’s Challenge untuk mempromosikan budaya Indonesia,” jelas Irene. Ia memaparkan bahwa dua program cultural events yang telah terlaksana di University of Warsaw ini menjadi kegiatan ramah-tamah dengan mengundang mahasiswa internasional, menyajikan makanan khas Indonesia, pertunjukkan seni suara dan tari tradisional, serta presentasi tentang pahlawan bangsa dalam rangka mengenalkan Indonesia pada lingkup internasional.
Terakhir, Irene menaruh perhatian pada pentingnya mengenal potensi diri dengan tidak terfokus pada kuantitas pengalaman terutama bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada program ini. “Artinya, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Jangan khawatir dengan prestasi yang sedikit, kita semua mempunyai pengalaman dan keunggulan masing-masing,” tambahnya. Untuk teman-teman yang berniat mendaftar IISMA di tahun depan, Irene mengatakan bahwa pentingnya membungkus prestasi dalam penulisan essay dan pemaparan saat dalam tahap wawancara dengan penyampaian personal branding yang jujur dan tepat.
Penulis: Kartika Situmorang
Memahami sistem kerja yang profesional di industri kerja menjadi urgensi bagi mahasiswa/i di perguruan tinggi. Ada begitu banyak peluang yang bisa ditangkap untuk mahasiswa/i untuk menjajal pengalaman, salah satunya melalui magang. Magang sektor BUMN, LSM, jasa, dan lain-lain dapat diimplementasikan dari berbagai peluang dan program yang difasilitasi kampus.
Dalam wawancara melalui zoom pada (20/10), Salsya Yuniar, mahasiswa Sosiologi angkatan 2019 mengikuti Program Magang Bank Mandiri Cabang Purwotomo Solo dengan pengambilan tiga peran yakni customer service, teller, dan Retail Ready Branch (RRB). “Melalui tiga peran ini aku banyak belajar tentang pembukaan rekening, pencairan deposito, pembuatan tabungan gaji dan payroll, serta marketing dalam berbagai jenis pinjaman seperti KPR, KSF, KUR, KUM, dan lain sebagainya,” jelasnya. Program magang ini merupakan kerja sama antara FISIPOL UGM dengan Bank Mandiri. Adapun masa magang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan. Dengan itu, peluang yang diberikan oleh FISIPOL UGM, menurut Salsya, dapat memberikan pengalaman kerja dalam dunia perbankan dan BUMN.
Arif Aji Kurniawan, mahasiswa Sosiologi angkatan 2020, yang mengikuti program Magang United Tractors (UT) bidang Corporate Social Responsibility (CSR) di Jakarta Timur melalui jalur MBKM juga turut membagikan kesannya dalam mengikuti proses magang dalam beberapa bulan terakhir. “UT merupakan perusahaan pertambangan, industri konstruksi, dan energi. Magang CSR di UT ini memberikan pemahaman bagi saya dalam pengerjaan laporan program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER),” tambahnya. Laporan PROPER yang dimaksud meliputi community development dan kebencanaan. Bagi Arif, kacamata Sosiologi mempermudahnya dalam penyelesaian tugas magang karena berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
-Menjajal dunia pengalaman lewat magang sangat penting. Semangat bagi mahasiswa Sosiologi yang sedang magang!-
Penulis: Kartika Situmorang
Departemen Sosiologi menyelenggarakan acara pembukaan Summer Course yang bertajuk “Fostering Multi-Disciplinary Perspectives for Inclusive Development Practices” secara daring melalui platform Zoom pada Jumat (14/10). Acara yang dihadiri sekitar 76 peserta dari berbagai negara ini bertujuan sebagai pembukaan menjadi rangkaian pembuka dari summer course dengan pemaparan pidato utama mengenai tema program dan media perkenalan serta penjelasan aturan kelas dalam summer course ini.
Acara dimulai dengan pembukaan Falik Isbah, Koordinator Program Studi S2 Double Degree sekaligus pembawa acara summer course serta Suharko, Ketua Departemen Sosiologi UGM. Sekitar 91 peserta dari sembilan negara dan lebih dari 40 organisasi menjadi peserta terpilih dalam summer course ini. “Ada yang sangat penting untuk dikembangkan sekaligus menyebarluaskan ide kita tentang pembangunan berkelanjutan dan inklusif,” jelas Falik. Sehingga Falik mengungkapkan dari 130 pendaftar program, 91 peserta dipilih berdasarkan pertimbangan distribusi geografis dan afiliasi organisasi.
Suharko juga memberikan pemaparannya mengenai latar belakang diadakannya summer course. “Topik pembangunan inklusif dalam program ini adalah untuk menunjukkan perhatian, komitmen, dan advokasi urgensi praktik pembangunan inklusif bagi Departemen Sosiologi,” ungkapnya. Ia mengungkapkan bahwa permasalahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di banyak negara di dunia. Suharko berharap melalui program ini, peserta dapat membagikan pengetahuan, pengalaman, teori, dan masalah praktik pembangunan inklusif di berbagai sektor dan negara.
Acara dilanjutkan dengan pidato utama Vivi Yulaswati, Kepala Sekretariat SDGs Kementerian PPN/Bappenas sekaligus Penasihat Senior Menteri Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, mengenai SDGs sebagai Katalis Pembangunan Inklusif. “Ketika kita berbicara tentang program ini, kita ingin mencapai kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. Ia mengungkapkan bahwa masyarakat harus peduli terhadap pembangunan inklusif dikarenakan masih banyaknya eksklusiekslusi budaya, politik, ekonomi dan sosial yang terjadi saat ini. Vivi memberikan penjelasannya pada SDGs untuk pembangunan inklusif, desain transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta urgensi pembangunan inklusif sebagai tantangan nasional dan global saat ini.
Sesi tanya jawab dalam pembukaan summer course diberikan kepada peserta dalam acara ini. Acara ditutup dengan penjelasan sekilas mengenai program oleh Yulida Pangastuti baik dari segi aturan maupun sertifikasi untuk partisipasi dan penyelesaian peserta dalam menyelesaikan program. “Terima kasih dan semoga kita dapat menikmati pengalaman dua minggu kedepanke depan,” tutup Yulida.
Penulis: Kartika Situmorang
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai salah satu program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menempuh studi dengan latar belakang keberagaman budaya nusantara dari perguruan tinggi yang berbeda, program PMM menjadi salah satu program unggulan MBKM. Hal inilah yang dimanfaatkan mahasiswa untuk merasakan iklim pembelajaran baru di luar kampus mereka.
Iga Ayu Maharani, mahasiswa Sosiologi angkatan 2020 yang mengikuti program PMM di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong membagikan pengalamannya melalui wawancara zoom pada Kamis (6/10). Iga mengatakan bahwa pemilihan kampus tersebut didasarkan oleh penawaran kampus dalam mata kuliah Modul Nusantara. “Melalui Modul Nusantara ini, mahasiswa nantinya akan berkunjung ke Raja Ampat untuk berkontribusi secara sosial dan mendapatkan pembelajaran adat,” tambahnya. Hal ini menjadi pertimbangan utama Iga dalam implementasi secara praktis sebagai mahasiswa Sosiologi untuk berhubungan langsung dengan masyarakat, mengenal lebih jauh kondisi masyarakat Papua, dan memahami dinamika suku-suku yang ada disana.
Senada dengan Iga, Naysilla Rose, mahasiswa Sosiologi yang mengikuti PMM di Universitas Hasanuddin Makassar (UNHAS) melihat bahwa PMM memperkaya perspektif baru sebagai mahasiswa yang datang dari Pulau Jawa. “Kultur dan realitas sosial di Makassar memperbanyak perspektif. Aku memikirkan mengenai personal problem dan public issues dalam lingkup masyarakat disini,” jelasnya. Sebagai mahasiswa yang mengambil Program Studi Sastra Daerah di UNHAS, Naysilla merasakan keterbukaan masyarakat Makassar mempermudahnya dalam menyesuaikan diri dengan budaya yang ada disana.
“Melalui program PMM khususnya di daerah 3T ini, aku seperti puasa dalam gemerlapnya kota, serta mempelajari sisi lain dari kebiasaan yang sering aku lakukan,” ungkap Iga. Bertambahnya relasi mahasiswa antarpulau, memperkaya pengetahuan dan pengalaman serta minimnya fasilitas transportasi di tempat menempuh studi menjadi suka duka yang dialami Iga dan Naysilla selama menjadi mahasiswa PMM.
Penulis: Kartika Situmorang