Social Research Center (SOREC) UGM bersama Departemen Sosiologi UGM telah melangsungkan bedah buku sekaligus perilisan buku bertajuk “Proliferasi Pemikiran Sosial Kritis”. Dalam diskusi bedah buku yang dilaksanakan pada Kamis (28/3), turut hadir keempat penulis buku sekaligus pembicara, yakni Prof. Dr. Heru Nugroho, Dr. A. B. Widyanta, Gregorius Ragil Wibawanto, MAPS, Rizqyansyah Fitramadhana, S. Sos, serta Dr. Dewi Candraningrum sebagai pembahas.
Buku “Proliferasi Pemikiran Sosial Kritis” terbagi ke dalam 3 bagian meliputi Teori Sosial Kontemporer, Paradoks Fundamentalisme Pasar, dan Membaca Kerentanan. Secara mendalam, buku ini membahas isu-isu digital dan transisi rezim neoliberal di Indonesia menggunakan lensa sosiologi kritis. Melalui buku ini, para penulis menyampaikan gambaran mengenai kerentanan pekerja dan pengguna platform serta privatisasi layanan publik dan perampasan hak dasar warga negara.
Merespon dari banyaknya pengguna smartphone yang belum tentu lebih smart dari gawai yang digunakan, Gregorius Ragil Wibawanto, MAPS mengatakan “Kita harus melihat apa yang ada di digital sekaligus menyaksikan seperti apa realitas yang terjadi di dunia nyata, sebab kedua dunia tersebut tidak dapat dipisahkan. Menolak dehumanisasi digital, bukan berarti menolak kehadiran digital itu sendiri”.
Pada sesi berikutnya, Dr. A. B. Widyanta atau yang akrab disapa Bung AB turut menekankan “Inilah pentingnya bersikap resisten, dimana ada kekuasaan, maka juga harus ada perlawanan. Kehadiran teknologi tidak hadir serta merta bersama solusi dari setiap permasalahan yang terjadi”. Dalam buku tersebut turut disinggung perihal privatisasi layanan publik yang spesifik menyoal institusi pendidikan tinggi di Indonesia yang diibaratkan sebagai “macan ompong”.
Buku “Proliferasi Pemikiran Sosial Kritis” dapat diakses dengan memesan secara online melalui WhatsApp SOREC UGM (0823 2915 1202).
Penulis: Farizqa A P
Editor: Andi Firmansah